REMBANG – Potensi alam dan buah-buahan yang dimiliki Desa Woro diharapkan dapat meningkatkan perekonomian warga setempat.
Hal itu disampaikan Wakil Bupati Rembang Mochamad Hanies Cholil Barro’ saat menghadiri even Moroworo III, yakni even khusus yang menjual berbagai hasil panen buah warga Desa Woro, di lapangan desa setempat, Minggu (20/2/2022). Menurutnya, selain hasil perkebunan yang melimpah, Desa Woro juga memiliki panorama perbukitan yang sangat indah. Sehingga, jika benar-benar dikelola dengan baik, Desa Woro akan memiliki kekuatan ekonomi yang luar biasa, dari segi wisata dan kuliner.
“Jika kekuatan (potensi) ini bisa kita konversi menjadi kekuatan ekonomi, ini akan menjadi sangat luar biasa. Mulai dari pariwisata, semuanya bisa kita konversi menjadi kekuatan ekonomi. Jadi kira-kira ke depan, sudah tidak lagi Desa Woro masuk dalam daftar kemiskinan ekstrem,” ungkap wabup.
Apresiasi disampaikan wabup atas terselenggaranya even Moroworo, dia yakin hasil perkebunan Desa Woro dapat semakin terangkat melalui even tersebut. Seperti, durian, duku, pisang, nanas, sirsat, rambutan, sampai pete.
Wabup berharap, Pemerintah Desa Woro lebih serius dalam menggarap potensi yang cukup besar tersebut. Nantinya, akan dibantu dinas terkait untuk mempromosikan potensinya, agat lebih dikenal masyarakat.
Seksi pengembangan seni dan budaya Karang Taruna Wira Bhakti Desa Woro, Supriyadi menyampaikan, Moroworo pertama kali diselenggarakan pada 2017, yang digagas oleh mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta. Event tahunan ini digelar untuk memasarkan hasil perkebunan warga yang melimpah, hingga produk olahannya.
Disampaikan, karena pandemi, selama dua tahun even Moroworo vakum. Dan pada tahun ini, warga setempat bisa menjual buah hasil panen mereka dan produk-produk olahan khasnya.
“Meskipun momen satu tahun sekali, masyarakat Woro biar merasakan adanya perputaran ekonomi yang luar biasa di acara ini. Bahkan ini even yang sangat amat dinantikan,” kata dia.
Supriyadi berharap, Moroworo dapat dibranding menjadi pasar rakyat yang ada setiap harinya. Sehingga, ada lokasi khusus untuk warga Woro menjual hasil perkebunan atau produk olahan mereka.
“Jadi biar masyarakat Woro tidak jauh-jauh menjual (buah dan produk olahan), tapi biar pembeli yang datang ke sini langsung,” tandasnya.